Senin, 12 Maret 2012

PEMUDA DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Ternyata tidak selalu “kemajuan” suatu aspek kehidupan berdampak positif pada manusia, selalu ada dampak negatif yang mengikuti apabila kemajuan tersebut tidak digunakan pada porsi yang tepat. Seperti halnya kemajuan teknologi sekarang ini yang sudah mulai merambah di segala tatanan kehidupan masyarakat Indonesia, baik yang di Kota maupun yang di Desa.

Sebagai contoh yaitu Internet .. siapa yang tidak kenal dengan “internet”, suatu kata yang sangat familiar di negara kita ini, mulai dari kalangan atas sampai bawah, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa paling tidak pasti pernah mendengar istilah ini. Di mana-mana telah menjamur warung internet (Warnet) yang siap mengakomodasi keinginan setiap orang untuk memperoleh informasi, pengetahuan bahkan “hiburan” bagi dirinya.

Tidak dipungkiri internet memang memiliki pengaruh yang luar biasa bagi tatanan kehidupan manusia di zaman sekarang, di bawah naungan “bendera” globalisasi dan modernisasi, orang-orang dengan leluasanya mengakses tentang apa saja yang diinginkannya dan hal itu sangat membantu dalam berbagai bidang.
Para pemilik modal dapat memperoleh keuntungan dengan membuka bisnis internet (warnet, blog, dsb), para peneliti/akademisi dapat mengetahui informasi dengan mudah, para pelajar dapat dengan mudah menambah wawasan serta pengetahuannya karena gerbang dunia telah terbuka lebar tanpa harus mengeluarkan biaya dan waktu ekstra.

Namun ironisnya, tidak sedikit juga yang menyalahgunakan kemajuan teknologi ini. karena terlalu bebasnya, ada anak-anak yang mengakses situs yang seharusnya tidak pantas untuk mereka, ada orang-orang yang mencoba peruntungannya dengan melakukan penipuan, tidak sedikit para pelajar yang memanjakan dirinya dengan bermain game seharian penuh dan lupa tugas utamanya yaitu belajar.

Bagaimana seharusnya kita menyikapi hal ini ???
Apakah kita hanya menutup mata ???

Seperti kita ketahui, kosumen yang paling banyak memanfaatkan internet ini adalah dari kalangan anak-anak sampai remaja, yang notabene mereka adalah para penerus bangsa yang masih menuntut ilmu di sekolah. Bagaimana nasib bangsa ini kalau para calon pemimpinnya sudah diracuni oleh produk luar negeri tersebut. Anak-anak bangsa seakan tidak perduli lagi dengan nasib negaranya karena telah kecanduan oleh sebuah alat yang bernama INTERNET.
Kegiatan anak-anak sekarang lebih banyak terfokus dan berkumpul dalam warnet, entah apa yang diakses. Setiap hari di media massa cetak maupun elektronik selalu kita mendengar berita kriminal dan yang paling teratas adalah berita Asusila, seperti Kakek yang sudah bau tanah mencabuli cucunya, Ayah menggauli anak tirinya, remaja SMP memperkosa temannya, dan sebagainya.
Ditambah lagi cara bergaul / pacaran anak jaman sekarang yang jauh dari kata baik, semua ini tidak lepas dari pengaruh internet karena seperti diketahui untuk mengakses situs-situs porno sangat gampang melalui perangkat tersebut, hal itu lah yang meracuni pikiran anak-anak jaman sekarang yang dibungkus dalam istilah modernisasi, jadi kalau tidak melakukan pergaulan bebas di cap sebagai orang ketinggalan jaman atau tidak modern alias nggak gaul men … !!!

Sangat ironis melihat pola berpikir generasi sekarang, pembentukan karakter bangsa timur dan pembekalan Agama di sekolah, keluarga serta lingkungan seolah tergerus habis oleh lajunya perkembangan teknologi. Padahal gaya seperti yang diungkapkan di atas bukanlah gaya Modernisasi tapi lebih tepatnya disebut sebagai gaya Westernisasi atau gaya barat..

Jadi… salah kaprah kalau pergaulan/seks bebas yang banyak dipertontonkan oleh generasi muda sekarang disebut sebagai gaya modern, karena modern tidak berarti harus melakukan hal-hal yang negatif dan tidak mengindahkan norma-norma yang ada. Serta sangat tidak pantas bagi kita orang timur untuk mengikuti cara hidup yang tidak sesuai dengan adat istiadat bangsa kita …



OLEH :

Gusti Randa, S.Sos

PERAN PEMUDA BALAI KARANGAN DALAM PEMBANGUNAN

PERAN PEMUDA BALAI KARANGAN DALAM PEMBANGUNAN

Pemuda merupakan asset bangsa dan tidak berlebihan apabila pemuda juga disebut sebagai penggagas serta penggerak dalam hal pembangunan, dilihat dari historis berdirinya Negara ini mulai dari merebut kemerdekaan hingga menuju era reformasi seperti sekarang, semuanya tidak lepas dari peran para pemuda. Oleh karenanya peran pemuda sangat dibutuhkan untuk membangun daerah-daerah yang ada di Negara ini, mulai dari Desa-desa sampai ke Kota.

Sama halnya dengan Desa Balai karangan yang merupakan ibukota dari Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau adalah salah satu Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia (Sarawak). Desa Balai Karangan juga merupakan jantung dan pusat perekonomian di Kecamatan Sekayam, maka selayaknya lah Desa ini mendapat perhatian dari semua kalangan, baik Pemerintah maupun masyarakat. Namun kenyataannya dalam 10 tahun terakhir ini Desa Balai Karangan tidak mengalami kemajuan yang cukup berarti, terutama dalam bidang infrastruktur dan pengembangan SDM.

Dilihat dari infrastruktur, jalan-jalan menuju desa maupun jalan-jalan dalam Desa itu sendiri tidak sedikit yang mengalami kerusakan dan tentunya hal ini akan menimbulkan dampak yang negatif, seperti rawan kecelakaan lalu lintas serta terhambatnya proses perekonomian, karena 100% jalur bisnis/ekonomi yang digunakan di Kecamatan Sekayam ini adalah jalur transportasi darat. Ditambah lagi tata kelola bangunan yang tidak mengindahkan prinsip keasrian dan kebersihan membuat Desa Balai Karangan semakin tampak semeraut.

Dalam hal pengembangan SDM, di Balai Karangan sangat jarang diadakan seminar-seminar atau pun pertemuan-pertemuan yang berkaitan dalam hal pembangunan. Kalau dilihat dari segi pendidikan formal,Balai Karangan mempunyai banyak para generasi muda yang mengecap pendidikan sampai ke jenjang Perguruan Tinggi, Hal ini seharusnya menjadi nilai tambah bagi Balai Karangan untuk maju. Dengan sumbangan pemikiran-pemikiran yang progresif serta gerakan-gerakan secara riil di lapangan semestinya dapat dilakukan oleh para sarjanawan/sarjanawati muda tersebut demi terwujudnya Desa dan tatanan hidup yang lebih baik.

Namun sayangnya, keahlian yang sudah didapat hingga bertahun-tahun itu tidak banyak membawa perubahan bagi Desa dan Masyarakat Balai Karangan. Para generasi muda hanya sibuk memikirkan kebutuhan hidup dan dunianya sendiri, seakan tidak mengetahui bahwa regenerasi pasti akan terjadi.
Para pemuda lebih suka menghabiskan waktu mudanya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, dan sangat sedikit yang mau peduli dengan nasib Desanya. Hal ini dapat dilihat dari masih sangat minimnya Ormas-ormas atau LSM yang berdiri di Desa ini, padahal komunitas seperti itu sangat bermanfaat agar para pemuda dapat mengembangkan potensi diri yang positif, ketimbang mendirikan komunitas/Genk yang kurang membawa dampak positif bagi orang banyak.

Tidak dipungkiri tugas para pemuda cukup berat untuk memperbaiki tatanan hidup yang diwarisi generasi sebelumnya, namun ada pepatah klasik yang mengatakan “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, ini mengingatkan para generasi muda untuk bersatu, jangan hanya mementingkan diri sendiri, jangan memikul tugas berat pada satu orang/satu golongan saja.
Saatnya para pemuda Balai Karangan berpikir, bergerak serta berjuang bersama-sama demi terciptanya masa sekarang dan masa depan yang lebih baik !!!!!

OLEH :
Gusti Randa, S.Sos

SEKAPUR SIRIH

"Jangan dilihat seberapa baik tampilan suatu Blog tapi lihatlah seberapa baik Konten yang dimilikinya"

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Berpikir, Bergerak, Berjuang Untuk Sekarang Dan Masa Depan