PEMUDA DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Ternyata tidak selalu “kemajuan” suatu aspek kehidupan berdampak positif pada manusia, selalu ada dampak negatif yang mengikuti apabila kemajuan tersebut tidak digunakan pada porsi yang tepat. Seperti halnya kemajuan teknologi sekarang ini yang sudah mulai merambah di segala tatanan kehidupan masyarakat Indonesia, baik yang di Kota maupun yang di Desa.
Sebagai contoh yaitu Internet .. siapa yang tidak kenal dengan “internet”, suatu kata yang sangat familiar di negara kita ini, mulai dari kalangan atas sampai bawah, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa paling tidak pasti pernah mendengar istilah ini. Di mana-mana telah menjamur warung internet (Warnet) yang siap mengakomodasi keinginan setiap orang untuk memperoleh informasi, pengetahuan bahkan “hiburan” bagi dirinya.
Tidak dipungkiri internet memang memiliki pengaruh yang luar biasa bagi tatanan kehidupan manusia di zaman sekarang, di bawah naungan “bendera” globalisasi dan modernisasi, orang-orang dengan leluasanya mengakses tentang apa saja yang diinginkannya dan hal itu sangat membantu dalam berbagai bidang.
Para pemilik modal dapat memperoleh keuntungan dengan membuka bisnis internet (warnet, blog, dsb), para peneliti/akademisi dapat mengetahui informasi dengan mudah, para pelajar dapat dengan mudah menambah wawasan serta pengetahuannya karena gerbang dunia telah terbuka lebar tanpa harus mengeluarkan biaya dan waktu ekstra.
Namun ironisnya, tidak sedikit juga yang menyalahgunakan kemajuan teknologi ini. karena terlalu bebasnya, ada anak-anak yang mengakses situs yang seharusnya tidak pantas untuk mereka, ada orang-orang yang mencoba peruntungannya dengan melakukan penipuan, tidak sedikit para pelajar yang memanjakan dirinya dengan bermain game seharian penuh dan lupa tugas utamanya yaitu belajar.
Bagaimana seharusnya kita menyikapi hal ini ???
Apakah kita hanya menutup mata ???
Seperti kita ketahui, kosumen yang paling banyak memanfaatkan internet ini adalah dari kalangan anak-anak sampai remaja, yang notabene mereka adalah para penerus bangsa yang masih menuntut ilmu di sekolah. Bagaimana nasib bangsa ini kalau para calon pemimpinnya sudah diracuni oleh produk luar negeri tersebut. Anak-anak bangsa seakan tidak perduli lagi dengan nasib negaranya karena telah kecanduan oleh sebuah alat yang bernama INTERNET.
Kegiatan anak-anak sekarang lebih banyak terfokus dan berkumpul dalam warnet, entah apa yang diakses. Setiap hari di media massa cetak maupun elektronik selalu kita mendengar berita kriminal dan yang paling teratas adalah berita Asusila, seperti Kakek yang sudah bau tanah mencabuli cucunya, Ayah menggauli anak tirinya, remaja SMP memperkosa temannya, dan sebagainya.
Ditambah lagi cara bergaul / pacaran anak jaman sekarang yang jauh dari kata baik, semua ini tidak lepas dari pengaruh internet karena seperti diketahui untuk mengakses situs-situs porno sangat gampang melalui perangkat tersebut, hal itu lah yang meracuni pikiran anak-anak jaman sekarang yang dibungkus dalam istilah modernisasi, jadi kalau tidak melakukan pergaulan bebas di cap sebagai orang ketinggalan jaman atau tidak modern alias nggak gaul men … !!!
Sangat ironis melihat pola berpikir generasi sekarang, pembentukan karakter bangsa timur dan pembekalan Agama di sekolah, keluarga serta lingkungan seolah tergerus habis oleh lajunya perkembangan teknologi. Padahal gaya seperti yang diungkapkan di atas bukanlah gaya Modernisasi tapi lebih tepatnya disebut sebagai gaya Westernisasi atau gaya barat..
Jadi… salah kaprah kalau pergaulan/seks bebas yang banyak dipertontonkan oleh generasi muda sekarang disebut sebagai gaya modern, karena modern tidak berarti harus melakukan hal-hal yang negatif dan tidak mengindahkan norma-norma yang ada. Serta sangat tidak pantas bagi kita orang timur untuk mengikuti cara hidup yang tidak sesuai dengan adat istiadat bangsa kita …
OLEH :
Gusti Randa, S.Sos
Ternyata tidak selalu “kemajuan” suatu aspek kehidupan berdampak positif pada manusia, selalu ada dampak negatif yang mengikuti apabila kemajuan tersebut tidak digunakan pada porsi yang tepat. Seperti halnya kemajuan teknologi sekarang ini yang sudah mulai merambah di segala tatanan kehidupan masyarakat Indonesia, baik yang di Kota maupun yang di Desa.
Sebagai contoh yaitu Internet .. siapa yang tidak kenal dengan “internet”, suatu kata yang sangat familiar di negara kita ini, mulai dari kalangan atas sampai bawah, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa paling tidak pasti pernah mendengar istilah ini. Di mana-mana telah menjamur warung internet (Warnet) yang siap mengakomodasi keinginan setiap orang untuk memperoleh informasi, pengetahuan bahkan “hiburan” bagi dirinya.
Tidak dipungkiri internet memang memiliki pengaruh yang luar biasa bagi tatanan kehidupan manusia di zaman sekarang, di bawah naungan “bendera” globalisasi dan modernisasi, orang-orang dengan leluasanya mengakses tentang apa saja yang diinginkannya dan hal itu sangat membantu dalam berbagai bidang.
Para pemilik modal dapat memperoleh keuntungan dengan membuka bisnis internet (warnet, blog, dsb), para peneliti/akademisi dapat mengetahui informasi dengan mudah, para pelajar dapat dengan mudah menambah wawasan serta pengetahuannya karena gerbang dunia telah terbuka lebar tanpa harus mengeluarkan biaya dan waktu ekstra.
Namun ironisnya, tidak sedikit juga yang menyalahgunakan kemajuan teknologi ini. karena terlalu bebasnya, ada anak-anak yang mengakses situs yang seharusnya tidak pantas untuk mereka, ada orang-orang yang mencoba peruntungannya dengan melakukan penipuan, tidak sedikit para pelajar yang memanjakan dirinya dengan bermain game seharian penuh dan lupa tugas utamanya yaitu belajar.
Bagaimana seharusnya kita menyikapi hal ini ???
Apakah kita hanya menutup mata ???
Seperti kita ketahui, kosumen yang paling banyak memanfaatkan internet ini adalah dari kalangan anak-anak sampai remaja, yang notabene mereka adalah para penerus bangsa yang masih menuntut ilmu di sekolah. Bagaimana nasib bangsa ini kalau para calon pemimpinnya sudah diracuni oleh produk luar negeri tersebut. Anak-anak bangsa seakan tidak perduli lagi dengan nasib negaranya karena telah kecanduan oleh sebuah alat yang bernama INTERNET.
Kegiatan anak-anak sekarang lebih banyak terfokus dan berkumpul dalam warnet, entah apa yang diakses. Setiap hari di media massa cetak maupun elektronik selalu kita mendengar berita kriminal dan yang paling teratas adalah berita Asusila, seperti Kakek yang sudah bau tanah mencabuli cucunya, Ayah menggauli anak tirinya, remaja SMP memperkosa temannya, dan sebagainya.
Ditambah lagi cara bergaul / pacaran anak jaman sekarang yang jauh dari kata baik, semua ini tidak lepas dari pengaruh internet karena seperti diketahui untuk mengakses situs-situs porno sangat gampang melalui perangkat tersebut, hal itu lah yang meracuni pikiran anak-anak jaman sekarang yang dibungkus dalam istilah modernisasi, jadi kalau tidak melakukan pergaulan bebas di cap sebagai orang ketinggalan jaman atau tidak modern alias nggak gaul men … !!!
Sangat ironis melihat pola berpikir generasi sekarang, pembentukan karakter bangsa timur dan pembekalan Agama di sekolah, keluarga serta lingkungan seolah tergerus habis oleh lajunya perkembangan teknologi. Padahal gaya seperti yang diungkapkan di atas bukanlah gaya Modernisasi tapi lebih tepatnya disebut sebagai gaya Westernisasi atau gaya barat..
Jadi… salah kaprah kalau pergaulan/seks bebas yang banyak dipertontonkan oleh generasi muda sekarang disebut sebagai gaya modern, karena modern tidak berarti harus melakukan hal-hal yang negatif dan tidak mengindahkan norma-norma yang ada. Serta sangat tidak pantas bagi kita orang timur untuk mengikuti cara hidup yang tidak sesuai dengan adat istiadat bangsa kita …
OLEH :
Gusti Randa, S.Sos